Banyaknya bermunculan para da'i atau ustad penceramah, mereka berbicara masalah agama tanpa ilmu. Hanya demi mendapatkan uang yang banyak, rela mengorbankan diri dan agama. Nano pikir ustad itu menyadari kekurangan ilmunya, tapi tawaran uang yang cukup menggiurkan mengorbankan segalanya bahkan diri mereka dihadapan Allah, Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui. Terkadang juga kita terlalu mudah untuk menyebut bahwa dia ustad. Ketika ada orang yang rajin ibadah baik sholat, puasa, membaca Al-Qur'an, pinter baca do'a dan pandai bicara langsung disebut ustad. Setahu nano yang namanya ustad itu tidak cukup rajin ibadah dan pandai bicara saja, tapi harus punya ilmu(syar'i) yang cukup, jadi bicara mereka diatas ilmu bukan asal bicara.
Baru bisa disebut ustad kalau mereka menguasai ilmu (syar'i) seperti ilmu tafsir alqur'an, ilmu hadits, bahasa arab, ilmu ushul fiqih, menguasai beberapa kitab ilmu dari para ulama dan banyak lagi.
Kalau brader melihat jauh kebelakang apakah Rasulullah, Para Sahabat, Tabi'in, dan Tabiut Tabi'in mengejar uang dan popularitas ?. Sesungguhnya mereka hanya mencari keridhoan Allah, dalam mendakwahkan Islam.
Allah S.W.T berfirman didalam surat Yusuf ayat 108, yang artinya:
"Katakanlah hai Muhammad, Ini adalah jalanku yang lurus yang mengajak kamu kepada Allah dengan ilmu, aku dan orang-orang (Para Sahabat, Tabi'in, Tabiut Tabi'in) yang mengikutiku, Maha Suci Allah dan aku tidak termasuk orang-orang yang musyrik."
Kita juga harus pandai memilih mana yang benar-benar ustad atau ahli ilmu (syar'i) dan mana yang ustad palsu / ustad duit / ustad popularitas. Sehingga tidak terjerumus jauh dalam kesesatan.
Semoga kita semua bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu (syar'i)
Rasulullah S.A.W bersabda:
"Barang siapa yang bersungguh-sungguh didalam menuntut ilmu (syar'i) maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga" (HR. Muslim)
Alhamdulillah
Comments
Post a Comment